Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan
oleh Alloh Subhanallohu wata’ala. Karena
manusia diberi akal dan hawa nafsu.
Tidak semua makhluk dikarunia dua hal ini. Malaikat yang sangat taat kepada Alloh Swt
tidak dikarunia hawa nafsu. Dengan akal
ini manusia akan berfikir untuk berbuat dan bertindak untuk bertahan hidup.
Dengan adanya hawa nafsu, manusia senantiasa akan mempunyai
keinginan untuk diraih. Dengan adanya
keinginan maka akal digunakan untuk berfikir bagaimana untuk meraih keinginan
tersebut. Banyak cara manusia untuk
melakukan sesuatu hal agar keinginannya tercapai.
Ada yang mempunyai cara baik untuk meraihnya
adapula dengan cara yang bathil agar hawa nafsunya tercapai. Akan tetapi manusia bisa memiliki potensi
yang baik dan potensi yang buruk juga.
Ini sesuai dengan firman Alloh Swt dalam surah As syams yang
mengisyaratkan bahwa manusia diberi potensi kebaikan dan keburukkan.
Tetapi pernahkah kita berfikir bahwa yang kita lakukan
semuanya ada balasannya, takka meleset sedikitpun. Siapa yang berbuat kebaikan maka dia akan
menuai hasilnya dan siapa yang berbuat keburukkan pasti juga akan menuai
badainya. Makanya ketika kita telah
melakukan suatu amalan dosa dianjurkan untuk beristighfar dan bersedekah agar
Alloh Swt mengampuni kesalahan tersebut.
Lalu , benarkah Alloh Swt tidak menghukum kita secara
langsung ketika kita telah melakukan dosa ataupun maksiat. Sebenarnya kalau kita mau lebih sensitif lagi
terhadap perjalanan hidup kita maka sesungguhnya Alloh Swt telah memberikan
kepada kita peringatan ketika melakukan maksiat.
Sahabat Ali Ra telah memberikan kepada kita taujih tentang
akibat dari melakukan perbuatan maksiat.
Beliau mengisyaratkan kepada kita tanda-tanda bahwa Alloh Swt
sesungguhnya sedang menghukum kita namun kita tidak menyadarinya. Sahabat Ali mengingatkan dampak maksiat
yaitu:
Sulit melakukan ibadah
Pernahkah kita merasa berat ketika melakukan ibadah. Apabila dalam diri kita ada perasaan berat
untuk melakukan ibadah maka perlu dievaluasi apakah penyebabnya. Mungkin salah satunya adalah perbuatan
maksiat yang telah kita lakukan. Orang
ketika melakukan ibadah namun merasa berat
ketika melaksanakannya, maka bukan rasa nikmat ibadah yang dirasakan.
Tidak mendapatkan keberkahan terhadap rezekinya
Manusia dengan segala daya upaya senantiasa untuk bekerja
agar kebutuhan sehari-harinya terpenuhi.
Bahkan usaha yang dilakukannya dimulai dari pagi hingga petang hari untuk mengumpulkan
harta. Namun bagaimana rasanya jika
harta yang dikumpulkannya malah tidak membuatnya nyaman. Ada perasaan takut habis, ada perasaan takut
kehilangan. Apabila kita merasakan
adanya perasaan tidak cukup terhadap rejeki yang telah kita dapatkan maka
sesungguhnya Alloh Swt sedang menghukum kita terhadap apa yang telah kita
lakukan.
Diberi kesulitan dalam menikmati kelezatan sesuatu yang
halal
Bisa menikmati rezeki yang diberikan oleh Alloh Swt adalah
karunia yang sangat luar biasa. Meskipun
rejeki yang diberikan hanya sedikit, tapi ketika diiringi rasa syukur maka akan
sangat terasa lapang. Berbeda halnya apabila sudah dikarunia yang sangat banyak
akan tetapi tidak bisa menikmatinya. Ada
saja hal-hal yang membuat tidak nyaman untuk menikmatinya. Entah itu sakit ketika sudah mendapatkannya
ataupun rejeki kita selalu habis, meskipun kita sudah berusaha mencari rejeki
yang halal.
Itulah beberapa hal yang bisa menjadi bahan renungan untuk
memperbaiki jalan hidup kita yang mungkin tanpa sadari telah melenceng dari
jalurnya. Dengan senantiasa berbenah
diri mudah-mudahan Alloh Swt senantiasa memberi kemudahan kita dalam berbagai
hal. Tentunya diberi kemudahan dalam
berbuat kebaikan. Mari hidup yang hanya
sebentar ini kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.
0 comments:
Posting Komentar